Peribahasa “Pahlawan Tanpa Tanda Jasa” selalu melekat pada diri seorang guru. Menjadi seorang guru memiliki tugas mulia yakni mengajar dan mendidik anak bangsa, namun untuk mengajar dan mendidik sebagian guru justru harus melewati berbagai medan dan menjangkau ke daerah 3T.
Inilah kisah seorang guru asal Kabupaten Kubu Raya, Zainal Abidin, guru Matematika dari SMPN 5 Teluk Pakedai, sebuah daerah 3T di Kabupaten Kubu Raya.
Perjalanan untuk mengajar pun tidak mudah, dengan tempat tinggal yang berada di Kecamatan Kubu mengharuskan Zainal menelusuri kebun sawit dengan kondisi jalan berlubang dan berlumpur. Belum lagi jika cuaca sedang tidak bersahabat sehingga jalanan akan semakin sulit dilalui.
Tidak berhenti di satu perjalanan darat saja, Zainal harus melanjutkan dengan mengarungi sungai terpanjang di Indonesia yaitu Sungai Kapuas menggunakan motor air atau perahu kecil. Jika dihitung, Zainal melakukan perjalanan berangkat ke sekolah selama 4 jam. Selain perjalanan, hal yang harus Zainal persiapkan adalah peralatan mengajar yang harus dilapisi plastik dan baju ganti untuk mengajar.
“Perjalanan yang sangat panjang saya lakukan. Memang melelahkan, tapi saya selalu termotivasi dengan siswa saya di sekolah yang selalu menunggu saya untuk belajar bersama” ucap Zainal.
Tak jarang juga Zainal harus menginap di sekolah lantaran cuaca buruk atau aktivitas di sekolah yang padat. Ruang kepala sekolah biasa Ia gunakan untuk tidur jika Ia diharuskan menginap di sekolah. “Saya harus menginap karena khawatir telat mengajar. Syukurlah jika ingin menginap pihak sekolah juga memberikan izin” tambahnya.
Sebagai seorang guru yang sudah mengajar selama delapan tahun, Zainal menyadari bahwa keterampilan mengajarnya pun harus terus dikembangkan. Sulitnya akses dalam pengembangan diri dan biaya yang terlalu mahal terkadang mengurungkan niat Zainal untuk mengikuti beragam pelatihan. Namun, kembali ke peran guru sebagai tonggak pendidikan mengharuskan Zainal untuk terus mengembangkan diri.
“Karena tidak semua pelatihan bisa saya ikuti, saya sering berdiskusi dengan teman-teman saya dan sisanya saya eksplor sendiri. Saya ingin terus aktif sebagai guru di sekolah saya” tutur Zainal.
Namun tantangan terhadap akses pelatihan yang berkualitas sudah tidak lagi dirasakan oleh Zainal. Bermula dengan adanya pemberitahuan dari Dinas Pendidikan Kabupaten Kubu Raya bahwa akan dibentuk Pusat Belajar Guru Kubu Raya sebagai komunitas pembelajar untuk pendidik di Kabupaten Kubu Raya melalui pelatihan intensif bersama Putera Sampoerna Foundation membuat Ia tertarik untuk bergabung.
Pada saat awal proses pelatihan dan pendampingan di Pusat Belajar Guru Kubu Raya, Zainal kurang bersemangat karena Ia merasa bahwa terlalu banyak tugas mandiri yang harus diselesaikan di pelatihan ini. Namun, Ia mencoba langsung mengimplementasikan pelatihan tersebut di sekolah dan ternyata siswa di kelas sangat antusias dengan metode pembelajaran yang Ia lakukan.
“Saya pikir bahwa pelatihan yang saya lakukan akan membosankan, tapi melihat animo siswa yang begitu baik menyadarkan saya bahwa pelatihan ini ternyata yang saya butuhkan. Saya akan merugi jika tidak mengikuti pelatihan ini dengan baik” jelas Zainal.
Dengan kegigihan dan semangat Zainal dalam mengikuti pelatihan membuat Zainal dipercayai untuk melakukan diseminasi di wilayah Kubu Raya. Tak hanya itu, Zainal juga aktif mendiseminasikan ilmu dan praktik baik yang Ia lakukan ke guru-guru di tempat Ia mengajar.
Zainal mengatakan bahwa jarak bukanlah alasan untuk terus menyebarkan hal baik terutama pada sektor pendidikan, karena yang terpenting adalah siswa bisa mendapatkan hak untuk belajar yang memadai.
“Saya sekarang sudah lebih siap untuk memberikan warna baru dalam pendidikan di Kubu Raya bersama rekan guru di Pusat Belajar Guru Kubu Raya” tutup Zainal.